Selasa, 06 November 2012

Re: Perbedaan dan Air Mata

 "Terkadang gue bingung bagi mereka yang memilih untuk menyakiti dirinya sendiri"

DISCLAIMER: gue menulis dengan gaya yang sarkastik. Bukan karena topiknya, tapi karena memang mood gue lagi sarkastik. Jadi, nikmati saja, ya!

Di malam yang ter-enyuh ini gue tiba-tiba 'nyangkut' di sebuah link blog yang telah teman gue update via fesbuknya. Gue sangat menyarankan untuk membacanya, karena postingan ini mengangkat topik yang sangat menarik dari perspektif individu yang melakukannya: Cinta beda agama. Bila ingin membacanya silahkan klik disini.



...




Sudah?




...




Saya yakin, anda belum membacanya. Klik link di atas sekarang juga.

Dan gue menjadi tergelitik untuk memberikan perspektif lain dari cinta tersebut.
Anyway...

Cinta itu memang menyebalkan, terkadang dia datang kepada orang yang berbeda keyakinan, yang sudah memiliki pasangan, dan yang memiliki kelamin sejenis. Dasar cinta, bandel deh, ih!

Mereka yang telah kedatangan cinta, mempertahankan keyakinannya seraya berkata: "Kami dipersatukan atas nama cinta!". Maka, berbondong-bondonglah mereka mendapatkan penolakan dari orang-orang yang tidak sepakat dengan cinta mereka.

Apakah salah bagi mereka yang mencintai satu sama lain, terlepas dari kepercayaan, status, dan kelamin mereka?
Apakah salah orang-orang yang hanya ingin menegakkan kebenaran yang mereka anut, untuk menjaga kondusifitas nilai yang sudah disepakati?
Apakah salah bagi Cinta untuk mempertemukan mereka?

atau..
 
Apakah Tuhan telah berbuat kesalahan dalam menciptakan sistem alam semesta ini? (Menyalahkan agama sama saja dengan menyalahkan Tuhan, bukan?)

Kemudian, dikarenakan masing-masing merasa benar, muncul lah:
  1. Pernikahan atas dasar cinta. Sama siapa? Ya siapa aja boleh.. Mau sama benda atau binatang, sah-sah aja.. Yang penting, atas dasar cinta. Alright!
  2. Pembenci, Penggunjing, dan Perusak yang mengatasnamakan keyakinan tertentu.
  3. Bunuh diri karena Cinta yang tidak sampai.
  4. Agnostik, Ateis, dan kroco-kroconya.
#okesip


#tulisan diatas hanya sekedar tumpahan pemikiran yang tidak suci dan tidak indah.

Cinta, dan agama.

Dua kata ini merepresentasikan hal yang sangat penting: komitmen. Sebagaimana cinta, agama juga punya komitmen yang bila dilanggar berarti kita sama aja udah melakukan 'perselingkuhan'. Di Indonesia, setidaknya, agama adalah salah satu faktor yang sangat penting dan menjadi salah satu pertimbangan dasar untuk menentukan sebuah hubungan pernikahan. Agama sendiri terkadang menjadi fondasi atas 'cinta' yang terjadi pada rakyat Indonesia, selain hawa nafsu dan MBA tentunya.

Kalo diliat dari nilai dasar negara ini yaitu pancasila, sila pertama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Posisi agama sebagai urutan pertama dalam nilai dasar Indonesia saja bisa kita tarik kesimpulan bahwa agama adalah fondasi untuk yang lainnya (paling tidak, ini hasil pemikiran gue, sih). Nggak heran bahwa agama saat ini menjadi tolak ukur antara benar-salah, baik-buruk, dan layak-tidak layak. Yang mana pernikahan beda agama dianggap tidak layak bagi agama tertentu.

Ketidaklayakan pada sesuatu menggerakkan orang-orang yang sepakat dengan ketidaklayakan tersebut untuk menetralisir hal tersebut. Banyak alasan kenapa seseorang harus menetralisir sesuatu yang nggak sesuai dengannya. Kalo kita hubungkan dengan teori kepribadian personal construct dari George Kelly, manusia hidup berdasarkan pemikirannya, nilai-nilainya sendiri yang dianggap benar, yang mana kita sebut sebagai konstruk. Bila sistem konstruk seseorang terganggu dan mulai diintervensi, maka terjadilah kecemasan, ketakutan, dan ancaman yang mengganggu psikologis seseorang tersebut. Akhirnya, seseorang menjadi termotivasi untuk mencari cara dan menetralisir gangguan terhadap konstruk tersebut. Voila, datanglah penolakan, ketidaksetujuan, cercaan, hinaan, dan hujatan bagi anda yang memilih untuk mencintai dengan kepercayaan yang berbeda.

Jadi, salahkah orang-orang untuk membela sesuatu yang dia anggap benar? Engga dong.. Sama aja kayak orang Belanda jaman dulu menjajah ke Indonesia. Bagi kita, Belanda tuh salah banget dan kita ada tendensi dendam sama mereka (tentunya karena diperlakukan tidak baik, dll.) tapi di sisi lain, mereka hanya ingin menyejahterakan rakyat mereka. Siapa sih yang nggak mau negaranya sukses dan berkecukupan?

"Tapi caranya kan nggak harus gitu, bro!" Ya, benar. Memang tidak seharusnya kita membenci orang lain karena kita nggak sepaham sama dia. Tapi, apakah orang lain perduli dengan hal tersebut? Kebanyakan mereka, tidak. Faktanya, tingkat toleransi beragama aja rendah. Apalagi pernikahan beda agama, bro..

Kemudian kita berpikir: "Kenapa Tuhan sungguh tidak adil terhadap kami berdua??", sebelum menyalahkan Tuhan, coba lihat kembali ke diri kita sendiri. Toh, Tuhan sudah memberikan instruksi yang sangat jelas untuk kita (bagi yang percaya), tetapi kita langgar. Hasilnya? Kita sedih. Terus kita menyalahkan Tuhan atas kesedihan kita, padahal Tuhan udah bilangin dari awal. Betapa sucinya anda!

Makanya, untuk cinta beda agama.. Sebenernya kembali lagi ke manusianya.. Gue bukan orang yang pro maupun kontra dalam urusan cinta beda agama. Gue hanya ingin menjelaskan bahwa ketika lo sudah membuat keputusan, ya jalani lah keputusan lo dengan tanggung jawab penuh. Rintangan apapun yang muncul di hadapan lo ya harus lo hadapi. Kalo lo nggak kuat, ya mundur aja. Toh menghadapi dan mundur dalam menyikapi rintangan itu biasa aja kok, nggak ada keputusan yang lebih baik daripada yang lain. Keputusan yang berbeda hanya menghasilkan outcome yang berbeda pula. So why so serious?

Mengutip dari Morpheus the matrix:
You take the blue pill - the story ends, you wake up in your bed and believe whatever you want to believe. You take the red pill - you stay in Wonderland and I show you how deep the rabbit-hole goes.
Dan mungkin, tidak menutup kemungkinan gue akan memilih untuk menjalani cinta ini. Walaupun memang hasilnya gue akan berpisah dengannya. Atau mungkin, gue dan dia memiliki keyakinan yang sama dan pada akhirnya kami bisa hidup bahagia di dalam perlindungan Tuhan? Kita lihat saja nanti. :) 

Sabtu, 22 September 2012

Slide Psikolinbud pertemuan 1

Halo teman-teman, berikut gw berikan link unduh untuk slide kuliah Psikologi Lintas Budaya univ. Pancasila:

KLIK DISINI: Slide Psikolinbud pertemuan 1

Saya menggunakan blog sebagai media untuk membagi materi Psikologi Lintas Budaya semester ini karena alasan sebagai berikut:
  1. Lebih mudah bagi saya untuk membagi materi ini secara mandiri. Saya belom tentu sering buka email dan secara rajin mengirim ke email kalian masing-masing.
  2. Akan lebih mudah bagi kalian untuk mengunduh slide presentasi dan membaca info tentang perkuliahan selama semester ini berlangsung disini. Daripada kalian mengejar-ngejar saya dan membuang pulsa kalian untuk menghubungi saya, kan? Apalagi saya punya kebiasaan jarang buka HP. hehehe. Peace, bro! ;-)
  3. Supaya blog saya ramai pengunjung, dan berharap kalian semangat ngeblog juga (walaupun mungkin alasan ini nggak ada hubungannya sama sekali, sih..)
Segera setelah saya mendapatkan email dari Mbak Vinaya, saya akan langsung update blog saya. InsyaAllah, setiap kamis untuk label "Kelas Psikologi Lintas Budaya" akan selalu saya update dengan info-info terbaru dan tugas dari Mbak Vinaya.

Kecuali post yang ini, yang mana sebenarnya sudah dikirim dari rabu lalu, tapi akibat kelalaian saya, saya lupa mengkoordinasi kepada teman-teman pengikut kelas psikolinbud. Saya mohon maaf sebesar-besarnya. :-)

Terkait dengan tugas kelompok, bisa dicek seketika setelah anda mengunduh materi kuliah pertama tersebut.

Hanya mengingatkan: kelompok terdiri dari 5 orang. Jumlah mahasiswa ada 41 sehingga ada 1 kelompok dengan jumlah mahasiswa 6 orang.

Tugas tersebut dikumpulkan ke Pak Wawan selambat-lambatnya jam 15.00. Ingatlah untuk absen setelahnya.

Sekian pengumuman dari saya. Terima kasih atas perhatiannya. :-)

Selasa, 18 September 2012

Manusia

Selamat malam semua..

Rasanya sudah lama saya tidak bercerita via blog, dikarenakan kesibukan yang luar biasa. Mungkin lebih tepatnya bukan sibuk kali, ya. Tapi karena memang sharing di blog tentang kehidupan pribadi memang bukan prioritas utama, setidaknya untuk saat ini.

Tapi, malam ini beda. Di antara sela-sela kesibukan yang menumpuk (bikin tugas, persiapkan paper untuk lomba, berkoordinasi dan mengurus berbagai hal ke berbagai orang, dll.) rasanya malam ini ada semacam urge untuk mencercahkan pikiran di blog. Rasanya semacam ada panggilan untuk buka halaman blogger, log in, dan mulai menulis tentang apa saja yang terlintas di dalam pikiran saya saat ini.

Rasa untuk menulis itu memang sudah lama tidak muncul, khususnya ketika saya mulai masuk kuliah. Saya masih ingat ketika masih magang di Medan, saya selalu menyempatkan tiap malam untuk mencari sebuah topik yang menarik untuk diceritakan. Bahkan, roommate saya meminta saya untuk membuat sebuah cerita tentang kehidupannya, tapi dengan cara yang indirect, walaupun pesan yang disampaikan sangat direct sekali. Good memories, mate..

Mungkin boleh juga lah ya cerita itu saya copas disini. Mungkin di lain waktu.

Kembali lagi ke pikiran saya malam ini (lebih tepatnya, pagi).

Menurut saya, manusia itu adalah mahluk yang pintar sekaligus bodoh. Mengapa saya katakan begitu?

Coba bayangkan, saat ini saya duduk dengan komputer di depan saya, pendingin ruangan di kamar saya, gitar di samping saya, dan tumpukan buku-buku yang tersusun di sisi kamar saya. Semua ini dibuat oleh manusia. Manusia memiliki akal dan pikiran yang luar biasa untuk menciptakan sesuatu. Tanpa pikiran tersebut, belum tentu saya bisa berbagi dengan mudah di internet. Belum tentu saya bisa mengerti tentang musik tanpa ada konsep tentang musik, dan belum tentu saya bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat tanpa buku-buku yang telah dikarang oleh pengarang yang memiliki pemikiran luar biasa tersebut.

Di sisi lain, banyak sekali permasalahan yang diciptakan oleh manusia itu sendiri. Permasalahan tentang peperangan, pertikaian antar kelompok, korupsi, dan lain sebagainya. Bahkan ada permasalahan yang lebih simpel dan remeh, seperti rebutan pacar, berantem antara fan dari band tertentu, dan hal-hal lainnya yang seharusnya tidak perlu diberantemin. Inilah yang membuat manusia menjadi bodoh dalam waktu yang sama.

Tapi, soal pintar dan bodoh itu sebenernya hanya penilaian subjektif saya. Anda yang sedang membaca saat ini mungkin berpikir bahwa penilaian saya tentang manusia tidak masuk akal, bahkan anda anggap salah besar. Tidak apa-apa, semua orang punya sudut pandangnya masing-masing. Bukan berarti gara-gara sudut pandang tersebut, kita harus bertikai satu sama lain, kan? Coexist dan saling toleransi aja lah. Lebih bagus lagi kalau kita sharing, memperkaya ilmu kita bersama. :)

Kembali lagi soal manusia. Terlepas dari bodoh dan pintarnya manusia, saya merasa bersyukur untuk hidup sebagai manusia.

Kenapa? Kita hidup di alam yang sangat luas dan penuh hal-hal yang tidak kita duga. Berbagai macam aspek kehidupan kita adalah sesuatu yang sangat unik untuk dipikirkan. Keberagaman aspek kehidupan membuat ilmu pengetahuan dan pengalaman yang banyak pula. Dan keberagaman tersebut tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Keberagaman kehidupan kita juga dinamis, yang mana ilmu pengetahuan dan pengalaman terus berkembang seberjalannya zaman.

Sebagai manusia, saya diperintahkan Tuhan untuk menjadi manfaat bagi seluruh alam dan isinya, dan mencari pengetahuan sebanyak-banyaknya. Bayangkan ilmu pengetahuan yang terus bergerak ini, pastinya akan menjadi sebuah pengejaran ilmu pengetahuan yang seru dan menyenangkan. Pastinya saya, sebagai manusia akan menemukan fakta-fakta yang akan mengubah bagaimana cara saya berpikir. Pastinya saya akan selalu mendapatkan sesuatu yang saya belum tahu.

Rasanya seperti berjalan di sebuah ruangan yang tanpa batas, yang mana isi ruangan tersebut selalu bertambah dan mengagetkan kita.

Saya rasa, untuk menjadi seorang master dari alam semesta, tidak cukup hanya dengan satu kali kehidupan saja.

Tapi, kita hanya memiliki satu kehidupan saja.

 Mungkin itulah sebabnya mengapa Tuhan menyuruh kita menjadi manfaat bagi seluruh alam dan isinya. Kita tidak mungkin mengejar ilmu pengetahuan yang terus berkembang dengan dinamis, yang bisa kita lakukan adalah berbagi kepada orang lain terhadap apa yang kita tahu. Sekecil apapun itu.

Sangat beruntung saya dilahirkan sebagai manusia, karena saya sudah ditakdirkan menjadi sebuah pelengkap kecil yang merupakan bagian dari alam semesta ini.

Sangat beruntung saya dilahirkan sebagai manusia, karena saya tahu bahwa saya tidak akan mengalami kebosanan dalam hidup di dunia ini, selalu aja ada yang baru.

Sangat beruntung saya dilahirkan sebagai manusia, karena saya bisa bertemu dengan sesama manusia lainnya dan berbagi bersama mereka.

Yah, saya harapkan di akhir kehidupan dunia saya nanti, saya menjadi golongan jiwa-jiwa yang tenang dan kembali kepada Tuhan dalam keadaan ridha dan diridhai.

Semoga saya masuk ke dalam jema'ah hamba-hambaNya.

Dan saya bisa masuk ke dalam surga Nya.

Minggu, 16 September 2012

Observation: The Introduction

Halo, dunia!

Saat ini gue lagi berada di Area 51 Pondok Indah Mall 1. Berasa gaul banget deh ngerjain tugas disini. Hahaha.

Anyway!

Kali ini gue mau berbagi cerita tentang Observasi. Pasti pernah denger dong istilah ini?

Menurut Idrus (2009: 101), observasi adalah:

Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis. Pengamatan dapat dilakukan secara terlibat (partisipatif) ataupun nonpartisipatif.
Jadi, observasi itu itu adalah aktivitas pencatatan fenomena. Berarti, orang yang sedang mengobservasi adalah orang yang sedang mencatat fenomena yang sedang dia observasi. Observasi juga dilakukan secara sistematis. Hal ini lah yang membedakan antara observasi yang ilmiah dan non ilmiah.

Bagaimana sih observasi yang dikatakan ilmiah itu? Menurut  Jehoda, dkk. dalam Idrus (2009) memberikan batas keilmiahan teknik ini. Selama masih menggunakan kaidah sebagai berikut, teknik observasi dianggap ilmiah, yaitu:

  1. mengabdi kepada tujuan-tujuan penelitian yang telah dirumuskan;
  2. direncanakan secara sistematis, bukan terjadi secara tidak teratur;
  3. dicatat dan dihubungkan dengan proposisi-proposisi yang lebih umum, tidak hanya dilakukan untuk memenuhi rasa ingin tahu belaka;
  4. dapat dicek dan dikontrol valmditas dan reliabilitas ketelitiannya sebagaimana data ilmiah lainnya.
Singkatnya, observasi itu punya tujuan penelitian, direncanakan secara sistematis, dicatat dan tidak hanya memenuhi rasa ingin tahu belaka, dan dapat dicek validitas dan reliabilitasnya. Jadi, kalo kita nongkrong di suatu mall dan melihat wanita-wanita cantik yang lalu lalang, itu namanya bukan observasi, tapi mupeng! hehehe.

Ada berapa pola sih observasi itu? menurut Idrus (2009), ada empat pola yang dapat dilakukan untuk melakukan observasi, yaitu:
  • Pengamatan secara lengkap. Maksudnya adalah pengamat menjadi anggota masyarakat yang diamati secara penuh. Dengan begitu, observer tidak lagi terpisah, tapi menyatu dan menjadi bagian masyarakat yang sedang diamatinya.
  • Pemeran serta sebagai pengmat. Proses ini pengamatan peneliti tidak sepenuhnya sebagai pemeran serta (tidak menjadi anggota), namun masih tetap melaksanakan proses pengamatan.
  • Pengamatan sebagai pemeran serta. Maksudnya  peranan pengamat secara terbuka diketahui oleh seluruh subjek, bahkan mungkin pula pengamat didukung oleh subjek.
  • Pengamatan penuh. Dalam proses ini, peneliti dengan bebas melaksanakan proses pengamatan tanpa diketahui oleh subjek yang sedang diamatinya. Peneliti menjaga jarak agar identitas dirinya sebagai peneliti tidak diketahui oleh subjek yang sedang diamatinya.
Dan kemudian anda yang membaca pun bertanya: "Oke! gue mau bikin observasi nih buat penelitian gue, yang harus gue persiapkan apa aja?", berdasarkan dari petuah bapak Idrus (2009), inilah hal-hal yang perlu diperhatikan ketika ingin melakukan observasi:
  1. Carilah informasi selengkap-lengkapnya tentang hal-hal yang ingin diobservasi. Usahakan informasi tersebut adalah informasi yang sejelas-jelasnya dan diperoleh sebelum terjun ke lapangan untuk observasi. Ini penting, supaya sang observer tidak kebingungan dengan banyaknya fenomena yang terjadi di lapangan. Selain itu, lebih mudah juga untuk menentukan objek yang akan diobservasi.
  2. Pahami tujuan umum dan khusus penelitian yang sedang dilaksanakan, fokus penelitian, pertanyaan penelitian, barulah tentukan objek apa saja yang harus diobservasi. Penentuan materi tentu saja tetap mengacu kepada desain penelitian yang sedang dilaksanakan. Seringkali ada hal-hal yang menarik ketika kita sedang melakukan observasi, tapi perilaku tersebut diluar tema penelitian yang kita miliki. Jadi, tetap fokus terhadap penelitian anda. Jangan ngalor ngidul, oke?
  3. Berdasarkan poin 2, batasi ruang lingkup observasinya agar tidak melebar. Kalo mengejar fenomena baru yang ada di lapangan, sementara tujuan penelitian yang udah kita susun diabaikan, itu sama aja dengan mengejar  gebetan baru, tapi gebetan lama diabaikan. Padahal, gebetan lama kalo sedikit lagi usaha bakalan bisa ditangkap hatinya. Hohoho (note: Gebetan = orang yang lu suka dan lagi dikejar supaya bisa jadi pacar).
  4. Catat! Manusia itu nggak selamanya bisa mengingat segala hal. Bikin catatan tertulis. Kalau perlu, bikin juga rekaman visual dan audio, agar hal-hal detail dan penting tidak ketinggalan ketika kita akan menginterpretasi hasil data tersebut nantinya. Catatlah sedetail mungkin.
  5. Transkripkan segera hasil rekaman atau narasikan dengan segera Jangan menunda-nunda sebab semakin lama jarak penulisan dengan proses observasi, akan menjadikan banyak informasi yang hilang.
Well, itu lah sedikit perkenalan tentang metode Observasi. Mudah-mudahan bermanfaat buat teman-teman semua, ya!

Referensi

Idrus, Muhammad (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. (Edisi ke-2). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Blog Baru! (Lagi)

Halo teman-teman, welcome to my blog!

Loh, kok blog baru sih? Blog yang lama kemana?

Jadi, ada suatu cerita..

Cerita yang sangat penat... Dan panjang untuk diceritakan..

Long story short, gue lupa email dan password lama gue. Hahahaha.

Anyway, welcome to my blog dan mari bercerita kembali. :-)

Blog yang lama bisa dilihat disini.