Senin, 18 Februari 2013

Amnesia: Menghadapi Ketakutan

Halo, dunia!

Akhir-akhir ini gue lagi suka bermain game yang memberikan nuansa horror. Salah satu game yang berhasil gue tamatin (dengan penuh kebanggaan, dan sedikit kecurangan) adalah Amnesia: The Dark Descent.

One of the scariest game of all times.
Kenapa suka? Well, dari semua game yang gue mainkan selama hidup gue, gue paling jarang yang namanya menyentuh game-game horror kayak Resident Evil series, Silent Hill series, dan lain sebagainya. Game-game tersebut gue beli dan tidak gue mainkan sama sekali, karena gue ketakutan ketika memainkannya. Salah satunya alasan kenapa gue menghindari genre ini adalah karena gue takut karakter gue mati. hahahah.

Gue ngerasa bahwa dengan bermain game yang bener-bener gue gak berani untuk memainkannya, gue mencoba untuk keluar dari zona nyaman dan menikmati sesuatu yang jarang gue lakukan sebelumnya. Ketika gue melakukan hal tersebut dan mulai menikmatinya, gue ngerasa bahwa gue telah menghadapi ketakutan gue dan melangkah lebih maju.

Mungkin gitu juga ya dengan kehidupan. Terkadang kita takut akan kegagalan. Tapi satu hal yang absolut, yaitu kegagalan itu ada dan selalu ada. Kegagalan adalah bagian dari keberhasilan. Tidak mungkin ada resiko gagal tanpa iming-iming keberhasilan. Dan keberhasilan tidak mungkin digapai tanpa bayangan akan kegagalan. Jadi, kenapa takut gagal? Hadapi saja. Itulah proses yang harus dilewati untuk berhasil.

Lain halnya bila kita memiliki hanya satu kesempatan untuk melewati semuanya.

Tapi, bila memang kita punya kesempatan satu kali saja, berarti hal tersebut adalah sesuatu yang sangat penting, bukan? Bagi gue, tantangan yang hanya memiliki satu kesempatan adalah kehidupan.

Tapi ada kabar baiknya.. Bahwa walkthrough kehidupan udah dipersiapkan oleh Allah melalui kitab suci, hadits, dan mereka yang membimbing kita ke jalanNya. Jadi, tidak perlu khawatir akan kehidupan, kan? :-)